Rabu, 08 April 2020

Kembali Lagi

Debunya banyak sekali di sini, saking lamanya blog ini terabaikan.

Aku memulai blog ini dahulu karena bergabung dengan Blogger Buku Indonesia atau BBI, tetapi untuk menjadi anggota di sana memerlukan konsistensi yang besar dalam mengisi entri blog. Sedangkan waktu itu, aku keteteran dengan pekerjaan sehingga membaca buku yang bukan pekerjaanku saja sepertinya agak susah.

Waktu berlalu sangat cepat, bisa dibilang usia blog ini sudah sepuluh tahun. Dunia perbukuan juga sudah banyak berubah. Menulis review di blog sepertinya sudah jarang dilakukan, banyak reviewer yang beralih ke Instagram. Aku pun demikian, meski tidak sering. Penerbitan juga sudah berubah, sudah semakin banyak berdiri penerbit independen dengan beragam bukunya.

Dari situ juga perjalananku dimulai.


Jumat, 30 Maret 2012

Buku Harian Lottie

Judul: Buku Harian Lottie
Judul Asli: The Lottie Project
Penulis: Jacqueline Wilson
Ilustrator: Nick Sharratt
Penerjemah: Novia Stephanie
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Januari 2006

Ceritanya tentang gadis kecil bernama Charlotte, tapi dia lebih suka dipanggil Charlie. Karena menurut dia Charlotte itu nama yang megakuno dan ultramembosankan. Dia tinggal berdua bersama ibunya. Ibunya bekerja di toko elektronik. Namun suatu hari ibunya dipecat, segalanya berubah... sang ibu mesti cari pekerjaan baru demi memenuhi kebutuhan mereka dan melunasi cicilan apartemen. Walau akhirnya bekerja di tiga tempat sekaligus.

Masalah datang tak hanya di situ. Charlie punya guru kelas baru. Namanya Miss Beckworth. Guru baru ini sangat tegas. Untuk duduk saja dia sudah mengaturnya sesuai abjad nama belakang anak-anak. Alhasil, Charlie tak bisa duduk dengan teman-teman segengnya. Ultraparahnya, Charlie harus duduk dengan orang yang paling tidak dia suka, Jamie Edwards! Anak cowok yang megasombong dan tukang cari muka ke guru-guru. Belum cukup menyiksa, Miss Beckworth menugaskan murid-muridnya untuk membuat sebuah proyek, yaitu tentang zaman Victoria.

Tapi bukan Charlie namanya kalau tak cerdik. Alih-alih membuat proyek tentang zaman Victoria, dia justru membuat sebuah buku harian tentang pengasuh muda seumurannya bernama Charlotte, tapi dengan nama panggilan Lottie. :D

Senin, 26 Maret 2012

(BBI: Buku Anak) Menguak Rahasia Suaka


Judul: Fablehaven #1 : Secret Sanctuary
Judul Asli: Suaka Rahasia
Penulis: Brandon Mull
Penerbit: Mizan Fantasi
Penerjemah: Reni Indardini
Penyunting: Suhindrati a. Shinta
Penyelaras Aksara: Alfiyan
ISBN: 978-979-433-591-8



Buku ini hadiah dari Secret Santa BBI :D
Terima kasih Kak Ine :-*

Kendra dan Seth dititipkan ke nenek-kakek Sorensen, lantaran orangtuanya harus berlibur ke Skandinavia. Liburan wajib ini sudah diatur oleh kakek-nenek Larsen sebelum mereka meninggal. Hanya saja dalam aturan itu kakek-nenek Larsen hanya mewajibkan liburan ini untuk anak-anak mereka dan pasangannya.

Lalu ketika Kendra dan Seth dititipkan di kediaman kakek-nenek Sorensen, mereka hanya bertemu dengan si kakek, katanya nenek mereka sedang mengunjungi kerabat yang sakit. Jadinya mereka tak bisa bertemu dengan sang nenek sampai entah kapan waktunya. Kakek Sorensen menempatkan Seth dan Kendra di loteng yang penuh dengan barang-barang menyenangkan agar membuat mereka betah di sana. Hanya saja, Kakek Sorensen menegaskan banyak sekali peraturan: mereka tidak boleh merusak mainan, tidak boleh memasuki lumbung, tidak boleh masuk hutan. Alasannya sih karena di hutan lagi kena wabah penyakit Lyme yang disebabkan oleh kutu.

Maka, petualangan Seth dan Kendra di loteng pun dimulai.
Banyak sekali mainan di sana. Hanya saja, rasa bosan akhirnya mengalahkan keasyikan bermain di sana. Seth si bandel dan berjiwa petualang, akhirnya malah nekat untuk menjelajahi hutan. Di hutan ini, Seth menemukan sebuah gubuk yang tersaput sulur-sulur ivy. Dan di sana ada seorang perempuan tua yang diikat dengan dua buah simpul. Keanehan perempuan tua itu akhirnya membuat Seth mundur dari hutan. Namun selain Seth, Kendra pun menemukan hal aneh. Dia memperhatikan bahwa para pelayan setiap pagi selalu membawa pinggan besar berisi kupu-kupu untuk santapan para kupu-kupu dan burung-burung kolibri di taman. Lalu karena penasaran Seth dan Kendra mencicipi susu tersebut. Kagetlah mereka ketika melihat apa yang mereka temukan.

Peri... peri sungguhan. Makhluk cantik bersayap yang terbang di atas mereka. Jadi selama ini kupu-kupu dan burung-burung kolibri itu adalah para peri.

Tentunya perbuatan mereka ini diketahui oleh Kakek Sorensen, sang kakek akhirnya mau tak mau memberitahu mereka bahwa tempat tinggalnya itu sebenarnya adalah Suaka Rahasia. Sebuah suaka yang dibangun khusus untuk menjaga para makhluk gaib. Tujuannya adalah agar semua makhluk-makhluk gaib itu tidak punah. Namun ternyata rahasia yang berada di Suaka Rahasia itu tak hanya berhenti sampai di situ. Sesosok makhluk jahat berencana bangkit dan membalas dendam pada semua orang yang telah mengurungnya serta menguasai negeri gaib tersebut. Di sinilah petualangan Kendra dan Seth yang sebenarnya dimulai.

Kira-kira begitulah isi buku ini.

Aku selalu menyebut diriku sebagai penggemar fantasi. Hampir semua buku-buku yang kubaca adalah fantasi. Ada yang sangat memukau, biasa saja, dan mengecewakan. Dan buatku buku ini termasuk biasa saja. Cukup lama waktu yang kubutuhkan untuk membacanya.
Sinopsis dan premis yang disuguhkan sangat menarik. Hanya saja, ternyata tak seperti yang kuharapkan. Plotnya lelet, beberapa kali aku meletakkan buku ini hanya untuk beralih ke buku lainnya. Keseruan baru dimulai ketika Kendra dan Seth menemukan bahwa kupu-kupu dan burung kolibri di taman adalah peri. Cerita mengenai suaka-suaka lain dan ada organisasi yang jahat ingin menghancurkan suaka sebenarnya bagus, tapi ternyata hanya sekilas diceritakan. Penyelesaian permasalahannya juga kurang seru dan terlalu singkat. Sayang sekali, padahal itu yang kutunggu-tunggu. Mungkin aku harus baca buku keduanya, siapa tahu banyak aksi yang lebih menggereget :D

Btw, untuk terjemahannya sendiri enak dan mengalir, tapi beberapa typo agak mengganggu saat membacanya.

Ah, apakah manusia begitu sombong sehingga menurut mereka membuat suaka untuk para makhluk gaib itu adalah hal yang benar untuk dilakukan? Entahlah…

Senin, 27 Februari 2012

Tuhan, Ini Aku, Margaret


Judul Asli: Are You There, God? It's Me, Margaret
Judul Indonesia: Tuhan, Ini Aku, Margaret
Penulis: Judy Blume
Penerjemah: Santi W. E. Soekanto
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 979-511-255-4


Sinopsis:
Tidak ada yang dapat diajak bicara oleh Margaret. Tidak ada yang mau memahami masalah-masalah yang dihadapinya menjelang akil balik. Soal cowok, sekolah, orangtua....
Karena itu Margaret 'ngobrol' dengan Tuhan, berharap Dia mau mencarikan jawabannya.


Review:
Margaret Simon pindah rumah dari New York ke New Jersey. Kali ini dia tidak tinggal di apartemen lagi, melainkan punya rumah sendiri. Kepindahan Margaret sebenarnya juga menjadi alasan orangtuanya supaya dia jauh dari neneknya. Karena Neneknya selalu ikut campur dengan apa-apa yang mengenai kehidupan Margaret.

Margaret hidup dalam situasi keluarga yang agak rumit. Kerumitan ini muncul dari adanya perbedaan agama. Ibu Margaret, Barbara adalah putri dari orangtua penganut Katolik. Sedangkan ayahnya, Herb, adalah putra dari orangtua Yahudi. Pernikahan mereka juga tidak disetujui oleh orangtua dari pihak ibu Margaret, dan karena perbedaan itu pula, orangtua Margaret membesarkan Margaret dengan ketiadaan agama dalam kehidupannya. Oleh karena itu Margaret tidak menyukai hari raya keagamaan.

Yang menarik dari cerita ini adalah bagaimana persoalan yang begitu rumit dalam keluarga perihal agama ini dituturkan dari anak gadis berusia dua belas tahun yang baru memasuki masa akil balik.

Kepindahan Margaret ke New Jersey diawali dengan perkenalannya dengan gadis sebayanya bernama Nancy. Dan beberapa teman lainnya yang Margaret kenal ketika di sekolah barunya. Nancy, Janie, Gretchen, dan Margaret membuat geng yang diberi nama Empat PRC (pra Remaja Ceria) ;D
Kegiatan geng ini meliputi jadwal ngumpul bareng, menuliskan nama cowok-cowok yang menurut mereka tampan di sebuah buku, serta pengalaman pertama mereka ketika nanti mendapat menstruasi.

Membaca bagaimana anak-anak pra remaja ini tak sabar menghadapi masa akil balik mereka, aku malah teringat dengan film My Girl. Berbeda dengan Margaret dan teman-temannya yang melakukan berbagai upaya supaya mereka bisa tumbuh, Vada Sultenfuss malah enggan dan panik menghadapi masa akil balig.

Kerumitan Margaret dalam ketiadaan agama ini berujung pada tugas yang diberikan wali kelasnya, Pak Benedict. Pak Guru itu meminta murid-muridnya untuk sebuah proyek yang bermakna. Namun ide ini membuat Margaret mencetuskan untuk mencari Tuhan sambil membuat proyek ini. Maka dengan begitu dia mulai mencari Tuhan, dengan mengunjungi Sinagoge (tempat ibadah umat Yahudi) dan Gereja.

Yang unik dari tokoh Margaret adalah, walau dia sebenarnya belum tahu yang mana agama yang akan dia anut, tetapi sebenarnya dia memiliki Tuhan di dalam hatinya. Itulah alasan mengapa buku ini berjudul Tuhan, Ini Aku, Margaret. Karena di setiap bab disisipkan doa-doa Margaret pada Tuhan. Entah itu keluh-kesahnya, entah itu rasa bersyukurnya.

Karena memang Tuhan itu ada.
Apakah Kau masih di situ, Tuhan? Ini aku, Margaret. Aku tahu, Kau masih di situ, Tuhan. Aku tahu bahwa Kau tahu! Terima kasih, Tuhan. Terima kasih banyak....

Sungguh buku yang bagus sekali untuk dibaca. Walau tema yang diangkat memang agak berat, tapi cara berceritanya lucu dan lugas, sehingga dibaca anak-anak remaja pun tak masalah.
Dan buku ini termasuk lama ya.... cetakan yang aku baca punya Gramedia ini diterbitkan tahun 1991. Wow....
Lihat covernya:

 

Jadul banget yaaaa :D


Name In A Book Challenge 2012: 1

Kamis, 26 Januari 2012

Summer at Willow Lake

Judul Asli: Summer at Willow Lake
Judul Indonesia: Musim Panas di Danau Willow
Penulis: Susan Wiggs
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbi: Januari 2012
Hal: 568
ISBN: 978-979-22-7900-9
Penerjemah: Gita Marliza
Cover: Marcel A.W.

Sinopsis:

Alih-alih melewatkan musim panas di Manhattan, Olivia Bellamy justru akan menjalaninya di resor perkemahan lama milik keluarganya. Di sanalah ia akan merenovasi deretan bungalo dan kebun yang akan digunakan kakek-neneknya merayakan ulang tahun emas pernikahan mereka.

Merupakan resor mewah pada masa jayanya, Camp Kioga kini terbengkalai. Olivia pun terpaksa mempekerjakan Connor Davis - lelaki idamannya saat mereka menjadi peserta perkemahan musim panas di Camp Kioga. Namun, seiring hari-hari musim panas yang menghangat, air sejuk Danau Willow bahkan tak mampu meredam cinta lama yang bersemi kembali dan keterkejutan Olivia saat rahasia keluarganya terkuak.

Nostalgia dari musim panas masa lalu memang mengembuskan harapan baru ke perkemahan dengan tempat dan orang-orang yang istimewa... Dan keinginan Olivia hanya satu: Harapan itu tidak menguap saat musim panas berakhir.

Review:

Summer at Willow Lake atau yang mengambil judul terjemahan Musim Panas di Danau Willow menceritakan tentang percintaan Olivia Bellamy dan Connor Davis.
Mereka adalah teman semasa kanak-kanak yang bertemu tiap musim panas di sebuah perkemahan milik kakek-nenek Olivia, di Avalon, Camp Kioga.

Sebenarnya sinopsisnya sendiri sudah mencerminkan isi buku.

Hanya saja yang membuatku tertarik dengan buku ini adalah konflik-konflik yang disuguhkan pengarang begitu kekeluargaan. Aku sempat terkecoh dengan label yang dipajang di bukunya "harlequin" yang notabene biasanya berisi kisah sepasang manusia yang dimabuk cinta, sampai-sampai aku yang bacanya jadi pengen gosok gigi.

Tapi ternyata pas baca.... jeng jeng jeng...
ceritanya bagus.

Senin, 12 Desember 2011

Setelah Dia Pergi (Where She Went)

Penulis: Gayle Forman
Penerjemah: Poppy D. Chusfani
Cover: Marcel A. W
ISBN: 9789792276503
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Cetakan I, Oktober 2011
Buku kedua dari If I Stay (Jika Aku Tetap Di Sini)


3 tahun kemudian, setelah kecelakaan, Mia menjadi pemain cello berbakat, lulusan terbaik Julliard.
3 tahun kemudian, setelah kecelakaan, Adam dan band-nya Shooting Star meraih kesuksesan yang tak terhingga.

3 tahun sebelumnya, terjadi sebuah kecelakaan tragis. 3 orang tewas, Denny, Kat, dan Teddy. Mereka keluarga Mia. Sedangkan Mia terbaring koma di rumah sakit.
3 tahun sebelumnya, Mia yang sudah sadar dari koma harus melakukan berbagai operasi untuk menyembuhkan luka-lukanya dan melakukan terapi mental. Dan selama itu berlangsung, Adam selalu ada di sisinya.
3 tahun sebelumnya, setelah Mia memutuskan untuk pergi ke Julliard. Dia meninggalkan Adam tetap di kampung halamannnya. 1 tahun kemudian, tak ada kabar dari Mia di Julliard, hidup Adam kian terpuruk, berpusar-pusar dalam kegelapan yang tak ada ujungnya. Dicampakkan gadis yang dia cintai, tanpa penjelasan sama sekali. Dicampakkan Mia membuat Adam memutuskan untuk menuliskan segala perasaannya tentang Mia dalam album Collateral Damage.

2 tahun kemudian, Collateral Damage menjajaki tangga lagu Billboard. Meraih penghargaan Grammy.
2 tahun kemudian, mereka bertemu kembali.

Sabtu, 26 November 2011

Sang Bintang: Starring Tracy Beaker

Yay ini buku Jacqueline Wilson ketujuh yang kubaca. Harusnya sih ini ada buku pertamanya, tapi ternyata ceritanya ga nyambung sama sekali. Dan seperti buku-buku Madam Jacki lainnya, buku ini bikin trenyuh. Walau ditulisnya dengan gaya penuh semangat, tetap saja mataku berkaca-kaca pas bacanya.

Sinopsis:
Tracy Beaker ingin sekali ikut bermain dalam drama di sekolahnya, A Christmas Carol, yang akan dipentaskan pada Hari Natal. Anak yang susah diatur ini mengira ia tidak bakalan kebagian mendapat peran, bahkan untuk menjadi anak gelandangan yang nakal sekalipun. Tapi lalu ia dipilih untuk menjadi pemeran utama.
Bisakah ia memerankan Ebeneezer Scrooge yang penggerutu dan pemarah?
Yah, ia mendapat sedikit bantuan dari Justine si Sangat-Menyebalkan Littlewood... Sementara Tracy mempersiapkan diri, Cam menolongnya menghafal dialognya. Tapi ia benar-benar ingin tahu apakah ibunya yang bintang film akan bisa datang dari Hollywood tepat pada waktunya untuk menontonnya bermain drama?


Sebenarnya ceritanya lebih dalam daripada seperti di synopsis. Tracy Beaker ini tinggal di panti asuhan tapi dia menyebutnya Tempat Pembuangan. Ibu Tracy adalah bintang Hollywood terkenal yang begitu sibuk hingga tak bisa merawat dirinya dan kemudian menitipkannya ke panti, atau begitulah kata Tracy. Suatu hari ada pemilihan drama natal di sekolah, Tracy berharap dia bisa ikut serta. Dan tak diragukan lagi dia terpilih sebagai pemeran utama. Tentu saja Tracy sangat senang, baginya ini adalah kesempatan untuk menunjukkan pada sang ibu bahwa dia bisa berakting. Dan karena dalam suratnya sang ibu berjanji akan datang ketika Natal, maka drama ini dia khusus tujukan untuk ibunya.