Sabtu, 26 November 2011

Sang Bintang: Starring Tracy Beaker

Yay ini buku Jacqueline Wilson ketujuh yang kubaca. Harusnya sih ini ada buku pertamanya, tapi ternyata ceritanya ga nyambung sama sekali. Dan seperti buku-buku Madam Jacki lainnya, buku ini bikin trenyuh. Walau ditulisnya dengan gaya penuh semangat, tetap saja mataku berkaca-kaca pas bacanya.

Sinopsis:
Tracy Beaker ingin sekali ikut bermain dalam drama di sekolahnya, A Christmas Carol, yang akan dipentaskan pada Hari Natal. Anak yang susah diatur ini mengira ia tidak bakalan kebagian mendapat peran, bahkan untuk menjadi anak gelandangan yang nakal sekalipun. Tapi lalu ia dipilih untuk menjadi pemeran utama.
Bisakah ia memerankan Ebeneezer Scrooge yang penggerutu dan pemarah?
Yah, ia mendapat sedikit bantuan dari Justine si Sangat-Menyebalkan Littlewood... Sementara Tracy mempersiapkan diri, Cam menolongnya menghafal dialognya. Tapi ia benar-benar ingin tahu apakah ibunya yang bintang film akan bisa datang dari Hollywood tepat pada waktunya untuk menontonnya bermain drama?


Sebenarnya ceritanya lebih dalam daripada seperti di synopsis. Tracy Beaker ini tinggal di panti asuhan tapi dia menyebutnya Tempat Pembuangan. Ibu Tracy adalah bintang Hollywood terkenal yang begitu sibuk hingga tak bisa merawat dirinya dan kemudian menitipkannya ke panti, atau begitulah kata Tracy. Suatu hari ada pemilihan drama natal di sekolah, Tracy berharap dia bisa ikut serta. Dan tak diragukan lagi dia terpilih sebagai pemeran utama. Tentu saja Tracy sangat senang, baginya ini adalah kesempatan untuk menunjukkan pada sang ibu bahwa dia bisa berakting. Dan karena dalam suratnya sang ibu berjanji akan datang ketika Natal, maka drama ini dia khusus tujukan untuk ibunya.

Jumat, 18 November 2011

Cinta Untuk CeeCee

Pernahkah membayangkan apa yang dihadapi anak-anak dengan ibu tidak waras?

Itu yang terjadi pada Cecilia Rose atau CeeCee. Usianya baru 12 tahun, tapi dia sudah mengalami kehidupan yang buruk karena ibunya mengalami gangguan jiwa. Setiap hari ibunya memakai gaun, bermake-up tebal, dan berjalan-jalan ke sekeliling kota dengan tiara yang ia menangi ketika menjadi Vidalia Onion Queen tahun 1951.

Hal itu membuat CeeCee malu setengah mati. Karena semua orang jadi membicarakan dirinya. Bahkan teman-teman di sekolahnya menertawakan dia, dan menggunjingnya di belakang. Setiap hari, CeeCee mesti berhadapan dengan tingkah ibunya yang semakin buruk, sedangkan ayahnya tak pernah ada di sampingnya untuk membantu. Sang ayah malah melarikan diri dan larut dalam pekerjaannya di kota lain. Satu-satunya yang menjadi teman CeeCee adalah Mrs. Odell, wanita tua berusia 80-an yang menjadi tetangganya seumur hidup CeeCee.

Suatu hari, Momma mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Hidup CeeCee berubah, sang ayah tidak mau mengasuhnya, dan memilih mengirimnya untuk tinggal di Savanah bersama Nenek-Bibi dari ibu CeeCee. Semakin bencilah dirinya terhadap ayahnya. Bahkan ketika akhirnya dia setuju untuk ikut dengan sang Bibi, CeeCee memutuskan bahwa pada hari itu dia resmi menjadi yatim piatu.

Namun ternyata kehidupan CeeCee dengan Bibi Tootie tidaklah semenyedihkan perkiraannya. Bibi Tootie wanita yang nyentrik namun baik hati, memiliki rumah yang sangat megah dengan taman-taman yang indah. Bibi Tootie juga memiliki seorang pengurus rumah yang tegas bernama Oletta, positifnya Oletta adalah ahli masak yang sangat terampil hingga segala yang disentuh oleh tangannya selalu saja lezat. Selain itu, di rumah Bibi Tootie, CeeCee juga berkenalan dengan tetangga-tetangga yang memiliki berbagai sifat.

Kamis, 10 November 2011

After - Setelah Malam Itu

Devon Sky Davenport, 15 tahun, adalah siswi teladan dan bintang sepak bola berbakat. Dia dikenal sebagai pribadi yang baik, tenang, dan dewasa. Namun di suatu pagi, semua tentang dirinya berubah. Di sebuah tong sampah dekat apartemen Devon, ditemukan seorang bayi baru lahir yang diikat dalam kantong plastik hitam. Bayi itu masih berlumuran darah dan masih hidup. Polisi yang menyelidiki kasus tersebut mendapati Devon membolos sekolah dan demam. Dan segera setelah melihat keadaan Devon yang juga berlumuran darah, kasus bayi tersebut langsung dikaitkan dengan Devon. Setelah hari itu dan setelah mendapat pengobatan, Devon dimasukkan ke penjara. Menunggu persidangan yang akan menentukan dirinya bersalah atau tidak. Selama proses itu, Devon bertanya-tanya apa sebenarnya yang sudah dia lakukan. Ditambah dengan berbagai pertanyaan yang dilayangkan padanya oleh pengacaranya. Pertanyaan-pertanyaan yang Devon tidak tahu jawabannya. Pertanyaan-pertanyaan yang sepertinya jawabannya ada di dalam kepala tapi entah bagaimana tidak mau keluar sama sekali.

Pertama kali aku tertarik dengan buku ini adalah karena cover versi aslinya. Sosok gadis remaja yang sedang bersandar di cermin dan dalam pantulannya dia berperut buncit. Membaca judulnya After dan sinopsisnya, kupikir cerita ini berkisar pada gadis remaja dan permasalahan kehamilannya di luar nikah. Ternyata lebih berat dari itu...

Jujur pertama baca aku merasa kesal dengan sikap Devon yang terkesan "sengaja" melupakan bahwa dia sudah melakukan kejahatan. Tapi selama aku membaca ceritanya, aku semakin mengerti dan malah bertanya-tanya Apakah benar yang dilakukannya itu adalah suatu tindakan kejahatan? Devon mungkin terkesan bahwa dia sengaja. Devon mungkin terkesan sengaja bereaksi berlebihan setelah dia melahirkan dan membuang bayinya. Bahkan ketika sudah dipenjara, dia terkesan menutup-nutupi kebenaran sehingga membuat pengacaranya--begitu pula dengan aku--geram dan ingin sekali marah-marah.... Belum lagi alurnya yang serasa agak lambat, karena halaman demi halaman lompat-lompat dari kehidupan Devon di dalam penjara dan kehidupan Devon sebelum masuk penjara, lebih tepatnya sebelum penelantaran terjadi...

Di depan cover versi Gramedia Pustaka Utama tertulis Kisah emosional tentang penyangkalan dan memaafkan diri sendiri.

Sabtu, 05 November 2011

Thirteen Reasons Why

 
Kau tak bisa menghentikan masa depan, tak bisa mundur ke masa lalu. 
Satu-satunya cara mengetahui rahasia itu adalah...
terus dengarkan kaset ini.


Suatu hari Clay Jensen menerima sebuah paket berisi 7 kaset. Ketika mendengarnya, dia terperanjat lantaran yang didengarnya adalah suara Hannah Baker, gadis yang ditaksirnya, gadis yang dua minggu lalu memutuskan bunuh diri tanpa sebab.

Namun ternyata kematiannya bukanlah tanpa sebab. 7 kaset itu sampai di teras rumah Clay sebagai media Hannah untuk menjelaskan kenapa dia memutuskan bunuh diri. Dan tanpa diduga, Clay adalah salah satu dari alasannya melakukan bunuh diri.

7 kaset, 13 kisah, dan sederetan nama yang menyertai alasan Hannah melakukan bunuh diri sedang beredar melalui kaset. Mereka yang mendapatkan kaset rekaman itu akan mendapati hidup mereka berubah untuk selamanya.

Tiap-tiap orang yang mendapat kaset rekaman tersebut tak pernah menyangka bahwa mereka masuk ke 13 alasan Hannah melakukan bunuh diri. Tiap-tiap dari mereka tak pernah tahu bahwa perbuatan atau perkataan mereka, baik disengaja maupun tak disengaja, telah membuat Hannah tersinggung. Semua orang yang berada dalam kaset itu tidak tahu bahwa perbuatan atau perkataan mereka menjadi efek bola salju.

satu peristiwa sepele... bergulir menjadi sebuah rumor yang membentuk reputasi buruk. Terus menerus membesar hingga akhirnya masuk ke kejadian di seseorang direndahkan.
Segala sesuatunya memengaruhi segalanya.

Pesta Menginap

Pesta Menginap (Sleep-Overs) ini bercerita tentang lima gadis SD bersahabat yang secara kebetulan namanya berurut sesuai abjad.

Amy. Bella. Chloe. Daisy. Emily.

Daisy anak baru di sana. Semula dia merasa takkan punya teman baik. Tapi keempat teman barunya begitu menyenangkan. Terutama Emily, dia sangatlah baik hati. Dan Daisy ingin sekali bisa menjadi sahabat dekat Emily.

Cerita diawali dengan Amy yang mengadakan pesta ulang tahun. Dan karena pesta menginap sedang populer, Amy berencana mengadakan pesta menginap ketika hari ulang tahunnya.... Serunya pesta menginap ini adalah kita bisa tidur lebih dari jam malam kita. :D

Acara pesta menginap itu terus bergiliran. Dan tiap-tiap pesta selalu meriah dan menyenangkan. Daisy semakin menyukai teman-teman barunya. Namun dia merasa kurang nyaman jika berada di dekat Chloe.

Chloe gadis cantik dengan rambut pirang dan mata biru. Tapi dia tukang perintah dan selalu bikin kesal. Dia tidak menyukai Daisy. Dan selalu mengganggunya. Bahkan memanggilnya Daisy Dungu.

Dan ketika, Daisy enggan ikut serta mengadakan pesta menginap, Chloe mengolok-olok dirinya. Sebenarnya bukan karena Daisy tak ingin bikin pesta. Tapi dia malu terhadap rahasia terbesar yang selama ini berusaha disembunyikannya. Kakaknya.

Kakak Daisy sakit... dan akibat penyakitnya itu pikirannya jadi agak terbelakang. Walau Daisy sayang sekali terhadap kakaknya, dia tetap tidak berani membawa teman-temannya ke rumah. Terutama dia tidak berani menghadapi olokan Chloe...

Baca buku ini jadi ingat masa SD. Masa kita seru-seruan bareng temen. Dapat musuh. Dan suka iri-irian. Yah namanya juga anak kecil. ;D

Yang kusuka dari tokoh Daisy, dia selalu diam ketika diolok Chloe. Mungkin terkesan lemah, tapi tindakan dia yang diam aja mencerminkan bahwa ketika kita dihadapkan dengan situasi seperti itu ada baiknya kita diam dan bersikap pasrah. Karena walau bagaimanapun sabar adalah senjata ampuh dalam menghadapi segala masalah.


Judul: Sleep-overs = Pesta Menginap
Penulis: Jacqueline Wilson
Penerjemah: Hetih Rusli
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 9792203702