Jumat, 30 Maret 2012

Buku Harian Lottie

Judul: Buku Harian Lottie
Judul Asli: The Lottie Project
Penulis: Jacqueline Wilson
Ilustrator: Nick Sharratt
Penerjemah: Novia Stephanie
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Januari 2006

Ceritanya tentang gadis kecil bernama Charlotte, tapi dia lebih suka dipanggil Charlie. Karena menurut dia Charlotte itu nama yang megakuno dan ultramembosankan. Dia tinggal berdua bersama ibunya. Ibunya bekerja di toko elektronik. Namun suatu hari ibunya dipecat, segalanya berubah... sang ibu mesti cari pekerjaan baru demi memenuhi kebutuhan mereka dan melunasi cicilan apartemen. Walau akhirnya bekerja di tiga tempat sekaligus.

Masalah datang tak hanya di situ. Charlie punya guru kelas baru. Namanya Miss Beckworth. Guru baru ini sangat tegas. Untuk duduk saja dia sudah mengaturnya sesuai abjad nama belakang anak-anak. Alhasil, Charlie tak bisa duduk dengan teman-teman segengnya. Ultraparahnya, Charlie harus duduk dengan orang yang paling tidak dia suka, Jamie Edwards! Anak cowok yang megasombong dan tukang cari muka ke guru-guru. Belum cukup menyiksa, Miss Beckworth menugaskan murid-muridnya untuk membuat sebuah proyek, yaitu tentang zaman Victoria.

Tapi bukan Charlie namanya kalau tak cerdik. Alih-alih membuat proyek tentang zaman Victoria, dia justru membuat sebuah buku harian tentang pengasuh muda seumurannya bernama Charlotte, tapi dengan nama panggilan Lottie. :D

Kisah Charlie tak hanya sampai di proyeknya. Dia punya sahabat baru, namanya Robin. Anak yang mesti diasuh ibu Charlie. Robin hanya tinggal dengan ayahnya, dan selalu merasa kesepian, maka saat ibu Charlie sedang mengasuhnya sesekali membawa Robin ke apartemen mereka. Robin agak pendiam, dan suka sekali menggambar. Usianya baru lima tahun. Sahabat yang dimilikinya hanya sebuah boneka burung robin. Charlie menyayanginya walau kadang-kadang galak dan menyebalkan pada anak itu. Tapi semua berubah ketika ibunya bertingkah. Berdandan rapi setiap mau ke rumah Robin. Dan seperti anak-anak lain yang menolak ibunya berpacaran, Charlie mulai berulah. :D 
Ulahnya itu yang akhirnya menyadarkan dia betapa menyebalkan dirinya itu. Betapa dia sangat manja dan seenaknya. Dan akhirnya, dari situ juga dia belajar meminta maaf kepada orang lain. Seperti kutipannya di bawah ini:

Aku tidak pernah punya anggapan buruk tentang diriku sebelumnya. Omonganku mungkin menusuk, aku mungkin suka mengatur, aku bisa galak--tapi aku selalu berpikir aku termasuk orang baik. Kalau ada anak kecil diancam di sekolah, aku selalu menyerang dan membuat si pengancam lari lintang pukang. Kalau ada yang harus diselesaikan, anak-anak berpaling padaku. Semua orang suka aku. Termasuk cowok-cowok.
Tapi sekarang aku melakukan tindakan paling kejam di seluruh dunia. Tidak ada gunanya menyesal.


Aku selalu kagum dengan cara Madam Jacki menyelam dalam pikiran anak-anak. Apa dulu sewaktu masih anak-anak dia mencatat segala hal yang dialaminya? Karena sewaktu baca buku-bukunya kadang tercetus: ihhh, gw banget! ;D

Keunikan buku The Lottie Project masih sama kayak buku-buku Madam Jacki lainnya: ilustrasinya yang megaunik. Makasih buat Om Nick Sharratt. :)
Untuk terjemahannya: ultramengesankan :D

Tidak ada komentar :

Posting Komentar